Cerita Zulkifli Hasan tetang Keluhan Rakyat

Jakarta, KPonline – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menceritakan pengalamannya saat bertemu langsung dengan masyarakat. Berbagai keluhanan rakyat Indonesia itu, kemudian dia sampaikan di hadapan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla dan jajaran Kabinet Kerja, dalam Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Kura Kura Parlemen, Senayan, Rabu (15/8).

Menurut Zulkifli, saat berada di Aceh, dia menyaksikan ekonomi yang bergerak maju dan membangun. Bahkan kedai kopi masih buka meskipun sudah larut malam. Ramai pengunjung.

Namun ketika berada di Sumatera Utara, kondisi sebaliknya yang terjadi. Banyak keluhan tentang daya beli masyarakat dan kelangkaan garam.

Bahkan di Pasar Central Medan, seorang pedagang sembako mengaku omsetnya dan susah mendapatkan garam karena langka dan mahal.

Zulkifli juga menceritakan pengalaman mengunjungi Sulawesi Selatan yang ekonominya tumbuh pesat. Di sana ada tambang milik rakyat, pertanian milik rakyat, bahkan sampai warung warung pun semuanya milik rakyat. Kunci sukses pembangunan di Sulawesi Selatan adalah pembangunan berbasis kerakyatan.

“Saya tanyakan pada rakyat, kenapa ekonomi Sulsel bisa begitu. Karena ternyata ekonominya berbasis ekonomi rakyat. Kebun, kebun rakyat, pertanian rakyat, termasuk kebun coklat. Perikanan dan kelautan juga kelautan rakyat,” ujarnya.

Hal sebaliknya justru ia temukan di Kalimantan. Dengan lahan dan hutan yang begitu luas tapi jarang yang dimiliki sendiri oleh penduduk setempat.

“Saya bertemu seribu orang dan tanyakan adakah yang punya lahan 50 hektar, tidak ada. Terus sampai tinggal 10 orang hanya segelintir yang memiliki lahan,” beber Zulkifli.

“Semoga cerita dan keluhan rakyat ini menjadi masukan untuk pemerintahan Presiden Jokowi,” imbuh Zulkifli.

Zulkifli Hasan juga membacakan petikan puisi karya penyair Radhar Panca Dahana di akhir pidatonya:

“Apa yang tersisa dari kemenangan? Anggur, pesta, dansa, Salam, jabat tangan, dan harapan? Rasa syukur, puas, bahagia, Harta, kesempatan, dan kekuasaan? Dusta… dajjal itu semua.”

“Kemuliaan sebuah kemenangan Hanyalah amanah, kepercayaan Yang sisa: sepi, kepercayaan dan air mata…”

Dalam pidatonya Zulkifli juga mengatakan, sebagai sesama bangsa, seluruh masyarakat harus saling meyakini dan mempercayai, bukan saling menuduh dan saling mencurigai. Menurut dia, sebuah seluruh elemen masyarkat harus memiliki persamaan keyakinan hidup tentang berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *