Cerita PUK Toyoda

“Kita kagak bawa tentengan nih Bro..??..” dengan penuh tanda tanya dan mimik wajah yang kebingungan Temon bertanya kepadaku. Yup,wajah yang “angker” dengan kulit hitam logam tak berarti tindak-tanduknya pun juga “hitam”. Ini dibuktikan dengan kehadiran dirinya dalam rangka menjenguk salah satu orang anggota PUK SPAMK-FSPMI PT. Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia yang beberapa hari yang lalu melahirkan.

Melahirkan? Dijenguk oleh laki-laki?Pertanyaan standar yang sudah bisa ditebak dan.. Ahhh.. Kenapa juga harus dipertanyakan. Apa tidak boleh laki-laki menjenguk seorang perempuan yang baru saja lahiran?? Tidak masalah dan bukan suatu masalah jika sudah menyangkut perhatian pengurus PUK terhadap anggota-anggotanya. Bukankah itu yang sangat diharapkan oleh anggota-anggota serikat pekerja? Perhatian dan kepedulian dari pengurus serikat pekerja disaat-saat ini sangatlah dibutuhkan. Disaat kemerosotan moral dan menurunnya militansi anggota terhadap organisasi, perhatian dan kepedulian dari organisasi yang bisa menjadi pemicu semangat dari anggota-anggota serikat pekerja saat ini.

Bacaan Lainnya

Bermodal surat dispensasi dan sebuah amplop yang berisi (tentu saja beberapa lembar uang tunai), Temon berangkat dari Sekretariat PUK SPAMK-FSPMI PT. Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia menuju kediaman  Rizka Rosalita disekitar Cijujung, berjarak kurang lebih 10 km dari pabrik dimana dia bekerja saat ini. Menembus panas terik jalanan kabupaten Bogor yang sudah tidak sejuk lagi, apalagi disaat jam menunjukkan pukul 11:03 WIB. Dan tentu saja, hal tersebut bukanlah sebuah penghalang dalam menjalani tugas sebagai Bidang Politik, Aksi dan Pemberdayaan Perempuan.

“Udah lah, kaga usah bawa apa-apa..lah emang lu ngerti kalo perempuan lahiran dibawain apaan..?? pertanyaan tersebut meluncur begitu saja tanpa bisa diredam.

Hingga akhirnya, kami berdua pun terdiam sesaat, tepat didepan sebuah warung mie ayam bakso bertuliskan Wonogiri Sukses. Dan karena godaan dari lambung yang sudah sejak tadi, akhirnya kami memutuskan untuk mengisi dahaga dan lapar untuk sekejap.

Panas terik sekitar pasar Ciluar, Sukaraja menambah kucuran keringat selama memakan mie ayam bakso Wonogiri Sukses. Setelah menghisap sebatang rokok kretek “ketengan” hasil ngutang di warung depan pabrik, kami pun melanjutkan perjalanan yang sekiranya kurang dari 1 km lagi.

Akhirnya tibalah kami di Kp. Leuwikotok Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja, Bogor. Nuansa alam pedesaan masih bisa kami nikmati disini, dan agak sedikit berbeda jika kami bergerak 10 km ke arah Cibinong yang sudah banyak berdiri “belantara beton”.

Kami dijemput oleh suami dari Rizky Rosalita, anggota PUK SPAMK-FSPMI PT. Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia tersebut ternyata sudah menunggu kedatangan kami di terasa rumahnya bersama dengan sang bayi yang baru dilahirkan. “Assalamualaikum” sebagai bentuk salam kami kepada yang empunya kediaman. “Waalaikumsaalam..mangga atuh Om silahkan kaleubeut..(silahkan masuk kedalam; red) ” dengan senyuman tuan rumah menyapa kami. Kami hanya bisa tersenyum simpul tanpa mampu berkata-kata apalagi.

Tanpa basa-basi, kami pun langsung menyerahkan amplop titipan dari PUK SPAMK-FSPMI PT. Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia untuk diserahkan kepada yang dituju. “iyeu naon Om..??..” pertanyaan itu langsung kami jawab dengan sesingkat-singkatnya. “ada titipan dari PUK, tolong diterima yaa” begitu saja.

“hatur nuhun yaa Om..” dan kami hanya bisa mengangguk saja.

15 menit saja. Pertemuan itu hanya berlangsung 15 menit saja tanpa percakapan yang berarti. Dan di detik itu pula, akhirnya kami sadar bahwa sudah seharusnya, urusan perempuan yang mengurusi yaa harus perempuan juga. “yaa kita mah sadar juga sih, agak bingung juga kalo udah urusan sama urusan perempuan”  terang Temon tanpa tedeng aling-aling.

“Bukannya kami tidak perhatian sama anggota, yaa cuma itu, kalo anggota kita perempuan kan agak repot juga, kalo yang ngurusin laki-laki” lanjut Temon sambil misuh-misuh.

“Kalo disuruh milih, antara ngurusin anggota PUK yang perempuan dibandingkan berantem sama preman-preman pasar..gua Garda Metal mending milih berantem dah sama preman..hahahahahaha..” sambil tertawa lebar, Temon dan saya pun melanjutkan kembali perjalanan menuju Kantor Konsulat Cabang FSPMI Bogor untuk mengikuti rapat persiapan Aksi Bersama Buruh Bogor.

Pos terkait