Buruh Smelting, Apa Kabarmu?

Demo Buruh PT Smelting Indonesia di Kementerian ESDM

Jakarta, KPonline – Ya, bagaimana kabarmu? Pertanyaan ini mengusikku, sejak beberapa hari lalu.

Maafkan jika baru kali ini aku menyapamu. Kami di sini tidak sekalipun melupakanmu. Do’a-do’a terbaik kami panjatkan sepanjang waktu.

Kudengar saat ini kalian tengah berjuang di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). Sejak persidangan di PHI bergulir, nampaknya kalian lebih berkonsentrasi menghadapi gugatan yang dilayangkan pihak perusahaan. Sebagai Tergugat, kalian memang harus berjuang ekstra untuk mematahkan dalil-dalil lawan dalam gugatan.

Aku berharap — dan tentu saja ini adalah do’a yang kupanjatkan dengan sepenuh hati — kalian akan mendapat kemenangan. Keyakinan itulah yang membuatmu mampu bertahan. Hingga sekarang.

Tentu saja, putusan pengadilan ini akan sangat menentukan langkahmu ke depan. Tetapi aku tahu, kalian tak gentar sedikitpun dengan semua ini. Sudah terlampaui semua pedih dan perih, sehingga tak ada lagi ketakutan yang tersisa dalam dirimu.

Melalui pengadilan yang dijaga ketat aparat keamanan ini, kalian memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Sebelumnya, aksi-aksi jalanan kalian lakukan dengan ksatria.

Aku masih mengingat dengan baik, ketika kalian berjuang di Jakarta. Hari-hari yang berat, tetapi tetap bersemangat. Menara Mulia, Kemenaker, DPR, ESDM, hingga Istana menjadi saksi.

Kudengar, hingga saat ini, intimidasi masih saja kalian hadapi. Miris mendapat kabar jika masih saja ada orang-orang tak dikenal menanyakan keberadaan kalian.

Bahkan orang tersebut mendatangi perangkat desa. Mereka meminta kepada perangkat desa untuk menanyakan kepadamu, apa sesungguhnya keinginan kalian. Mau kalian apa? Minta pesangon berapa?

Tetapi ketika perangkat desa mengajak orang itu untuk bertemu langsung denganmu di rumah, dia menolak. Mereka memilih untuk meninggalkan pesan, akan menelpon pihak desa guna mendapatkan jawaban darimu.

Tentu saja, ini sudah diluar nalar hubungan industrial.

Sahabatku, kalian memang luar biasa. Semua itu tak menggoyahkan semangat kalian. Selalu saja kalian mengatakan bahwa semua sudah diserahkan kepada serikat. Mempercayakan pada pengurus.

Hingga saat ini kalian masih bersemangat berjuang untuk bekerja kembali dengan hak-hak dipenuhi. Bukan mengharapkan PHK atau pesangon.

Beberapa diantara kalian yg dulu hidup mapan, sekarang harus memulai nol lagi. Jadi tukang ojek, kuli batu, atau apa saja. Tetapi apa bedanya? Toh semua itu adalah pekerjaan mulia. Tak kalah terhormat.

Aku makin percaya, bahwa semangat itu menular. Tetaplah saling menjaga. Saling menyemangati. Hingga nanti kita semua memenangkan pertarungan ini.

Kami bangga dengan kalian semua. Salam hangat dan jabat erat dari kami.

Temanmu. Keluarga besar FSPMI.