Bertahan di Bawah Hujan Lebat Bersama Presiden Buruh

Jakarta, KPonline – Hujan deras mendadak turun ketika sejumlah elemen Serikat Buruh melakukan aksi memperingati Hari Buruh Internasional (Mayday), di sekitar Bundaran Patung Kuda, depan kantor PT Indosat Pusat, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2017) sore.

Namun demikian, di bawah hujan lebat, sebagian besar buruh masih bertahan menyampaikan tuntutannya. Mereka yang bertahan umumnya adalah Garda Metal dan massa aksi yang berdiri di sekitar mobil komando, di depan barikade pagar kawat berduri di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata.

Bacaan Lainnya

Tampak bersama mereka Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden FSPMI Said Iqbal. Di bawah guyuran air hujan, keberadaan Said Iqbal memberikan semangat tersendiri. Apalagi dia didampingi jajaran pimpinan pusat dan wilayah yang seluruhnya hadir dalam Mayday 2017 ini.

Penggalan lirik mars FSPMI “tak perduli hujan tak perduli panas, Susah senang ya solidarity” musik yang di putar oleh mobil komando, menggambarkan keseriusan para pimpinan buruh dalam memimpin perjuangan.

Said Iqbal, M Rusdi, Mirah Sumirat dan para orator lainnya dari pimpinan buruh pun terus menyerukan semangat secara bergantian agar aksi terus berjalan meski diguyur hujan. Bukan hanya dengan orasi aksi juga diselingi dengan lagu lagu perjuangan seperti Mars FSPMI, Hidup Buruh, Bendera (dipopulerkan oleh band Cokelat), Maju Tak Gentar, Halo Halo Bandung, dan masih banyak lagi.

Menjadi contoh, panutan dan kebanggaan tersendiri ketika ‘Sang Presiden’ Said Iqbal rela berjuang dan berkorban demi nasib jutaan buruh anggotanya.

Dia memimpin tanpa memikirkan resiko dan keuntungan pribadi seperti banyak dihembuskan diluar sana oleh oknum tak bertanggung jawab. Sosok yang selalu resah dengan keberadaan aksi buruh yang konsisten memperjuangkan hak haknya, buruh yang konsisten melawan kebijakan pemerintah yang mengkebiri rasa keadilan rakyatnya. Sejarah Indonesia akan mencatat dan membuktikan siapa pemimpin sesungguhnya.

Dalam aksinya #MayDayMelawan tahun ini para buruh menyuarakan perlawanannya melalui aksi turun kejalan seperti yang telah di instruksikan oleh organisasi dengan tema HOSJATUM, yaitu Hapus Outsourcing dan Pemagangan, Jaminan Sosial (direvisi diantaranya pensiun 60% dari upah dan kesehatan gratis untuk seluruh rakyat). Tolak Upah Murah. Menuntut revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 78 tahun 2015.

Elemen Serikat Buruh yang melakukan aksi di Istana Negara tidak hanya berasal dari Jakarta. Namun juga hadir dari Bekasi, Karawang, Purwakarta,Subang, Depok dan Bogor. Aksi ditutup dengan menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ sebagai wujud komitmen buruh atas kedaulatan rakyat dan kecintaannya terhadap NKRI. (Jim)

Pos terkait