Anies-Sandi, Antara Alexis Reklamasi Dan Janji

Jakarta,Kponline – Alexis, Reklamasi dan kesejahteraan buruh Jakarta merupakan pertaruhan besar bagi Anies-Sandi. Ketiganya termasuk bagian dari 23 janji kampanye yang harus dipenuhi. Melihat banyaknya kepentingan dan keterlibatan para pihak , banyak yang meragukan Anies-Sandi bakal berani mengeksekusinya. Ahok saja tidak berani, konon pula Anies-Sandi.
Para haters Anies-Sandi sejak awal menggoreng habis, Alexis dan Reklamasi. Mereka melihat hal itu sebagai peluang besar untuk menjatuhkan kredibilitas keduanya.

Bila Anies-Sandi tidak berani mengeksekusi, maka absahlah tudingan mereka bahwa Anies-Sandi adalah pasangan gubernur-wakil gubernur yang lemah. Tidak seperti Ahok yang tegas dan berani bertindak. Diferensiasi inilah yang sejak awal coba dijejalkan dalam memori kolektif publik.

Bacaan Lainnya

Sikap tegas Anies-Sandi yang membatalkan Alexis dan menyusul pulau reklamasi, membuatnya semuanya menjadi gamblang. “Nyali itu beda dengan nyaring.” Bersuara keras, berteriak dan memaki-maki warga, tukang nantangin, kalau kata orang Betawi, bukan berarti dia seorang pemberani yang bernyali. “Tegas, itu tidak sama dengan telengas.” Semena-mena terhadap rakyat kecil, tetapi lemah di hadapan para taipan, bukanlah sifat yang tegas. Itu sifat yang kejam.

Tak mau kalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno paska penutupan alexispun menawarkan kepada para pekerja hotel dan griya pijat Alexis untuk bergabung program Oke Oce sebagai peredam nyinyiran para hater

Namun, beberapa pekerja Alexis menolak ikut.Mereka lebih memilih untuk menunggu sikap pihak manajemen hotel terkait rencana dirumahkannya seluruh pegawai. Sementara dirinya ogah untuk ikut program Oke Oce.

Lantas bagaimana dengan janjinya mensejahterakan buruh Jakarta. Sepertinya para buruh masih harus menagih janji mereka ketika Anies Sandi menetapkan UMP DKI Jakarta 2018 sebesar Rp 3.648,035 atau masih jauh dari tuntutan buruh sebesar 3.9 Juta.

Menurut Anies, keputusan itu diambil setelah dilakukan perhitungan yang mempertimbangkan dua pihak, yaitu pengusaha dan buruh. Anies menyebutkan, butuh waktu lama dalam menetapkan angka UMP DKI. Namun, proses tersebut dapat diatasi Sandiaga.
Kenaikan UMP DKI 2018, di klaim Anies, akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Hal ini akan memberikan stimulasi di tengah ekonomi yang lesu.

Dewan Pengupahan DKI Jakarta sebelumnya mengusulkan dua angka sebagai referensi penetapan UMP DKI Jakarta 2018 kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandi, yakni Rp 3.648.035 dan Rp 3.917.398. Angka Rp 3.648.035 diusulkan oleh unsur pengusaha dan pemerintah, sementara angka UMP yang diusulkan unsur serikat pekerja yakni Rp 3.917.398.

Padahal saat kampanye, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sudah membuat kontrak politik dengan para buruh. Mereka menandatangani kontrak politik dalam menetapkan UMP DKI Jakarta yang nilainya lebih tinggi dari PP Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan. Apakah mereka lupa? Buruh sudah terlanjur kecewa, hanya satu cara merekauntuk mengobati kecewa itu. Tunaikan Janjimu Anies –Sandi
(Ete)

Pos terkait